ramadhan

Tampil Sederhana dengan Celana Cingkrang, Imawan Ismail Lebih Pilih Jadi Pengusaha Ketimbang Politisi

0 215

MEDIONET COM, KOTAMOBAGU— Meski terlahir sebagai anak pejabat, Imawan Ismail S.Ip ini tetap hidup sederhana dan berusaha dengan kemampuan sendiri. 

Hal itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Imawan Ismail dalam proses menjalani kehidupan pribadinya.

Sering mendapatkan keistimewaan bukan hal baru bagi dirinya. Ia pun mencoba demi menghindari perlakuan khusus serta background dari seorang anak mantan Gubernur yang kini ayahnya aktif sebagai dosen di Lemhamnas.

Meski sulit keluar dari bayang-bayang tersebut. Imawan mengakui kini dirinya menjalani kehidupan yang biasa saja.

Imawan Ismail S.IP bersama Istrinya dr Tyas Aulia

Terbukti suami dari dr Tyas Aulia ini kerap mengenakan celana cingkrang dan sendal jepit kemana-mana.

Menurut Imam sapaan karibnya, penampilan tersebut merupakan refleksi diri dalam menegakan sunnah Nabi Muhamamd.

“Pakaian juga merupakan simbol dari seseorang, sebagai umat islam berpakaian islami tentu menjadi simbol dari ketaqwaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat Al-Araf ayat 26,” kata Imawan kepada awak Medionet.com.

Meski dirinya tak menapik, penampilan tersebut pada awal-awal sempat mendapat tantangan serta sedikit merasa canggung.

Dimana ia mendapatkan kritikan dari lingkungan sekitar yang merasakan ada perubahan dalam segi berpenampilan.

Namun kata Imam, berjalannya waktu orang-orang disekitarnya mulai terbiasa dengan hal tersebut.

“Saya memaklumi akan hal itu,  sebab dalam proses ada masa transisi, sehingga yang tadi tidak biasa menjadi biasa,” ujarnya.

Tak hanya dalam segi berpakaian, lulusan Ilmu Politik hubungan luar negeri ini juga tak memilih jalan menjadi seorang pengusaha.

Padahal ia sendiri terlahir di tengah keluarga yang memiliki gen politisi. Ayahnya Gusnar Ismail yang pernah menjabat sebagai Gubernur Gorontalo dan juga sebagai Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo terpilih mendampingi Fadel Muhammad.

Selain itu, Gusnar Ismail juga merupakan mantan Ketua DPW Provinsi Gorontalo dari Partai Demokrat yang kini jabatan tersebut diteruskan oleh kakaknya Erwin Ismail.

Memilih menjadi pengusaha kata anak kedua dari tiga bersaudara ini, adalah pilihanan pribadi. Meski ia mengakui sempat tertarik dengan dunia politik.

Seiring berjalannya waktu, putra berdarah Kotamobagu asli ini pun merasa tak cocok dengan dunia politik yang bertentangan dengan nilai dan prinsip islam.

“Berlatar belakang sarjana ilmu politik tentu awalnya saya terfikir akan terjun ke dunia politik. Namun, karna sistem politik menurut saya sudah sangat bertolak belakang sehingga saya memilih dunia bisnis,” ungkapnya.

Memilih dunia bisnis tentu kata Imam memiliki alasan tersendiri. Selain merupakan anjuran dari Nabi Muhammad, alasanya adalah 10 sahabat nabi pun yang dijamin surga rata-rata merupakan seorang pengusaha.

Disitulah kata ayah dari Nusayba Ismail, Lubna Ismail dan Banafsha Ismail yang turut menjadi motivasi olehnya.

“Berdagang atau bahasa kerennya pengusaha, merupakan profesi yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad,” terangnya.

Imam pun mengukapkan, bahwa pasca ia memilih jalan hijrah. Ada banyak perubahan yang ia alami dalam seluk beluk menjalani kehidupan yang singkat ini.

Baginya, agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.

Dimanana lanjutnya, agama dan beragama adalah satu kesatuan namun memiliki makna yang berbeda.

“Agama merupakan sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat kemanusiaannya. Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama, alam semesta maupun dengan Tuhan,”

“Nah bayangkan agama hadir untuk menjadi jalan bagi manusia. Jika ini tak menjadi pedoman. Misalnya, seorang pedagang yang kelur dari ajaran agama. Maka ia tidak mempedulikan haram dan halalnya,” ujarnya.

Untuk itu Imam mengaku, kini ia tetap fokus pada dunia keluarga, bisnis serta terus belajar mengembangkan ilmu agamanya.( And)

Leave A Reply

Your email address will not be published.