Desa Diminta Objektif Sodorkan Data Penderita Stunting
MEDIOnet, BOLTIM – Selain fokus dalam penanganan wabah Covid-19 di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), rupanya aroma tidak sedap mulai terkuak terkait data stunting atau penderita gizi buruk anak yang ada di Boltim. Kasus ini tak kalah pentingnya dengan penanganan kasus kesehatan lainnya.
Hal ini merupakan tugas rumah dari duet top eksekutif Boltim, Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo. Meski trend kasus stunting di Boltim tidak terlalu nampak, namun buktinya ada sejumlah desa yang tersebar di 7 Kecamatan, terkesan tidak objektif dalam menyodorkan kasus anak penderita gizi buruk yang ada di setiap desa.
Alhasil, persoalan stunting merupakan bagian dari persoalan global dan buktinya PBB UNICEF mendorong untuk menekan kasus stunting dan menjadi tugas bersama, tapi hanya di lihat sebelah mata khususnya oleh para pemangku jabatan di tingkat desa.
Hal ini diakui oleh salah satu pendamping desa Ajriansyah Djola. Ia mengaku hingga saat ini masih banyak desa di Boltim yang enggan menunjukan data real terkait anak penderita gizi buru.
“Entah orientasinya seperti apa, namun terkait data stunting di desa, Sangadi harus objektif sodorkan jumlah penderita stunting atau anak gizi buruk. Sebab ada dana dari pemerintah yang di plot untuk menangani kasus ini. Jadi objektiflah dalam memberikan data ketika diminta oleh Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya,” pinta Ajri.
Ajriansyah juga mengaku, ada salah satu desa di Kecamatan Modayag Barat, hingga saat ini pihak Pemerintah Desa tidak kooperatif menyodorkan data penderita stunting di desa tersebut.
“Inikan aneh jika ini terjadi tentu pemerintah desa tidak sepenuhnya mendukung program dunia, bahkan secara Nasional dan daerah terkait penanganan gizi buruk untuk anak. Sehingga peran dari Posyandu di setiap desa harus objektif dalam penanganan kasus ini, agar Pemerintah Kabupaten bisa mempresentasikan tingkat kasus stunting di tiap desa dan kecamatan,” jelasnya. (BM)